Monday, November 19, 2007

Kurir: Dijamin Sampai dengan Selamat

Sudah jamak di kalangan perantau asal Indonesia di luar negeri, terutama pelajar, untuk menjadi kurir bagi yang lain setiap pulang ke Indonesia. Tugas kurir semakin berat jika pulang ke Indonesia bukan karena selesai sekolah, tetapi untuk menengok keluarga atau mencari materi penelitian. Itu berarti sang kurir akan mendapat titipan dari kedua belah pihak, baik dari yang sedang sekolah, maupun keluarga di tanah air, yang ingin mengirimkan sesuatu kepada yang jauh di negeri seberang.Bang Yos -yang nggak ada hubungan sama sekali dengan Sutiyoso mantan Gubernur DKI- adalah salah satu dari sekian banyak kurir yang kami kenal di sini. Kebetulan (atau sialnya) Bang Yos kuliah selama empat tahun di Australia. Setiap tahun adaaaa saja yang mengharuskan dia mondar-mandir ke Indonesia.Kalau bukan urusan mencari data penelitian, ada saja masalah keluarga yang harus diselesaikan dengan terbang ke Indonesia. Kerepotan Bang Yos adalah 'berkah' untuk pelajar yang lain. Daripada kirim barang lewat pos, sudah mahal, waktu sampainya bisa lama pula, lebih baik lewat Bang Yos. Dijamin sampai, biaya kirim bisa diatur pakai dolar atau rupiah nggak masalah. Dan Bang Yos sendiri urang awak yang suka nggak enak hati menolak titipan.
Keterkenalan Bang Yos nggak hanya di kalangan pelajar yang satu angkatan atau angkatan di bawahnya, tetapi menyebar pula sampai kalangan junior yang tiga tahun di bawahnya. Bahkan sampai yang beda universitas. Pernah seorang student memohon-mohon Bang Yos untuk bersedia mengangkut titipannya yang nggak kira-kira banyaknya. Hampir sekoper kecil ukuran dua kali kardus Indomie. Bang Yos cuma garuk-garuk kepala. Bingung, mau nolak nggak enak, mau diterima kok banyak. Akhirnya dia mencoba mencari alasan kalau jatah bagasinya pas-pasan. Eh, si anak memaksa dengan risiko dia yang bayar biaya kelebihan bagasi kalau Bang Yos kena denda. Dia bahkan memaksa Bang Yos naik taksi ke bandara, daripada naik bus seperti biasanya. Dia menanggung biaya taksi. Bang Yos nggak bisa berkutik. Tetapi bukan Bang Yos namanya kalau nggak bisa melihat sisi baik dari setiap peristiwa. Kapan lagi ke bandara naik taksi, santai, dibayari pula.
Lain lagi ceritanya ketika Bang Yos dimintai tolong orang tua Yuli. Detik terakhir Bang Yos akan kembali ke Sydney, mereka datang ke rumah Bang Yos di Padang sambil membawa tas plastik besar berisi kerupuk kulit khas Padang. Katanya itu makanan favorit Yuli. Bang Yos bingung bukan kepalang. Kali ini bukan masalah bagasi, tetapi membawa makanan masuk ke Australia, apalagi dengan kemasan sederhana sama saja bunuh diri. Bang Yos berusaha menjelaskan mengenai ketatnya peraturan pemerintah Australia mengenai makanan yang boleh masuk, namun mereka tetap memohon. Akhirnya Bang Yos mengiyakan, namun kerupuknya nggak dibawa. Begitu mendarat di Sydney, dia mampir dulu ke restoran Padang di dekat kawasan kami tinggal, beli kerupuk pengganti. Beres. Yuli sampai geleng-geleng kepala mendengar cerita Bang Yos. "Aku nggak tega Yul. Orang tua kamu sudah begitu mikirin kamu, sampai ke kerupuk segala, makanya bagaimanapun kamu harus terima kerupuknya."
Suatu kali, si abang tiba-tiba bikin pengumuman mendadak di milis kami. "Dua hari lagi saya mau pulang Indonesia selama dua minggu. Urusan keluarga mendadak, jadi kalau mau nitip, kali ini saya terima titipan surat saja, bukan barang." Teman kami Irina dan Dewi yang tinggal serumah di gedung sebelah, langsung menelepon Bang Yos, untuk daftar. Sampai pada waktunya, semua lancar. Surat sudah diserahkan ke Bang Yos, beserta biaya kirim dari Padang ke Jakarta dan Surabaya. Seminggu kemudian terjadi kehebohan. Ternyata, saat membungkus ulang surat itu untuk dikirim ke Surabaya dan Jakarta, Bang Yos keliru mengirimkan. Surat dari Dewi dikirim ke suami Irina. Dan surat dari Irina terkirim ke pacar Dewi. Celakanya, Dewi paling rajin mengirim surat dengan puisi yang melankolis untuk pacarnya. Lebih seru lagi ternyata Irina mengirim beberapa foto diri yang cukup syur untuk suaminya sebagai pengobat rindu selama jauh berpisah dengan sang istri.
Kalau sudah begini apa Bang Yos bisa disalahkan?
----------------------------------------------------------------------------------------
Dimuat di Harian Surya-Surabaya , Kamis 8 Nov 2007

No comments:

Related Posts with Thumbnails