Dimuat di harian SURYA - Surabaya, Kamis 27 Desember 2007
Pengalaman menggelikan ini terjadi empat tahun yang lalu, ketika saya masih menjadi warga baru kota Sydney. Dan setiap kali mendekati Natal, saya selalu teringat kembali akan hal ini.Pertanyaan memenuhi benak saya ketika ada yang menawarkan ajakan. “Mbak, mau ikutan nyerbu Boxing Day, nggak?” Pertanyaan dari teman saya yang sudah hampir dua tahun bermukim di Sydney, serta merta membuat kening saya berkerut. Nyerbu? Boxing Day?”
Memang ada apa di Boxing Day? Pertandingan tinju?” saya balik bertanya, dan terlintas di benak saya kartu pos yang saya beli di kantor pos beberapa minggu yang lalu, yang bergambar kanguru mengenakan sarung tinju dan berpose seakan siap-siap menjatuhkan lawan.“Kok tinju sih… belanja lagi. Masak nggak tahu sih?” kata teman saya lagi.Terlintas lagi gambar si Boxing Kanguru di benak saya. Belanja? ”Yaaah, kok bengong sih!” seru teman saya membuyarkan lamunan. ”Yang namanya Boxing Day itu sama dengan hari belanja. Pada hari itu, semua barang di toko-toko besar akan didiskon sampai 70 persen%.”
Oalah, rupanya yang namanya Boxing Day itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan si Boxing Kanguru. Ternyata ada hari spesial untuk belanja, yang disebut Boxing Day (dari kata box = kotak, jauuuuh dari urusan tinju-meninju) yang diadakan tiap tanggal 26 atau 27 Desember setiap tahunnya. Pada hari itu katanya semua barang di toko-toko besar baik yang sebelumnya sudah didiskon untuk menyambut Natal, maupun barang yang masih dengan harga asli, semua turun harga. Ini bisa bervariasi antara 10 persen sampai 50 persen, bahkan ada yang sampai 70 persen. Mulai dari mainan anak sampai alat elektronik, dari baju segala umur sampai alat dapur, semua bakal didiskon. Dan Boxing Day yang sering juga disebut Post-Christmas Sale ternyata ditunggu semua orang.
”Jadi, mau berangkat nggak? Saya mau ke sana lho tetapi kalau mau dapat barang yang bagus, ya kita harus berangkat pagi. Soalnya salah satu departemen store yang paling besar di city dan koleksinya paling lengkap itu, buka pukul 07.00. Itu aja orang sudah pada ngantre. Jadi, kalo mau, kita berangkat pukul 5.30 ya.” Begitu penjelasan teman saya, panjang lebar dan penuh semangat.
Alamak, pukul 5.30? Nggak salah tuh. Karena memang tempat tinggal kami ada di pinggiran kota, maka memang perlu waktu sekitar 30 menit untuk naik bus ke city. Tetapi kalau pukul 06.00 sudah mulai antre, kayaknya kok maksa ya.
”Ya, nanti saya kabarin kalo saya mau ikut,” kata saya.
Tanggal 24 Desember tiba-tiba saya membaca di koran kalau tahun ini Boxing Day diundur satu hari. Tidak tanggal 26 Desember seperti biasa, tetapi jadi 27 Desember , dengan alasan toko-toko ingin memberikan libur yang cukup untuk karyawannya, setelah seminggu sebelum Natal mereka kewalahan diserbu orang yang belanja. Saya sempat teringat untuk menelepon teman saya, sekadar memberi tahu, Boxing Day mundur sehari. Tetapi namanya saja emak-emak, urusan PR alias pekerjaan rumah tangga yang nggak ada habisnya membuat saya lupa niatan untuk menelepon teman saya.Dan tiba-tiba tanggal 26 Desember siang, saat saya sedang santai di rumah, teman saya menelepon dengan hebohnya.
”Tahu nggak Mbak, ternyata Boxing Day diundur sehari.”
”Emang iya,” jawab saya santai.
”Lho, Mbak tahu ya. Tadi pagi saya sudah semangat 45 nunggu bus pukul 05.30. Terus, iseng-iseng ngobrol sama bapak-bapak yang lagi nunggu bus juga. Mereka tertawa saat saya bilang mau hunting barang di Boxing Day. Lha wong acaranya diundur. Malu aku. Pokoknya besok saya harus balas dendam belanja banyak-banyak.”
Rupanya teman saya masih sibuk memprovokasi saya untuk bergabung. Tampaknya dia nggak mau pergi sendirian juga.
”Kayaknya nggak deh, males kalau terlalu pagi, kasihan anak, kalau saya pagi-pagi sudah ngilang,” jawab saya.
”Bener nih, jangan sampai nyesel lho ya.”
Kata-kata terakhir dari teman saya ternyata manjur dan nempel terus di kepala. Saat saya menceritakan pembicaraan saya dengan teman tadi ke suami, suami saya malah mendukung untuk pergi pagi-pagi. Bahkan suami bersedia menjaga anak selama saya pergi. Siapa tahu bisa dapat barang bagus dengan harga murah. Wah, dapat lampu hijau....
(continued...)