Setiap pergantian musim disini, saya punya satu pekerjaan tambahan. Mengeluarkan baju-baju dari lemari, memasukkan ke dalam box dan mengisi lemari dengan baju yang akan dipakai musim berikutnya. Nampaknya sepele, tapi terkadang memakan waktu lebih dari satu hari.
Seperti saat ini, Sydney mulai masuk ke musim semi. Saatnya untuk bongkar-bongkar baju-baju yang lebih tipis untuk musim semi dan musim panas. Saatnya pula untuk menyimpan baju-baju tebal sisa musim gugur dan musim dingin. Ibu saya pernah bertanya, kenapa kok repot-repot amat, hampir tiap enam bulan bongkar-bongkar lemari. Pertanyaan Ibu terjawab saat beliau berkunjung kemari.Tanpa harus saya jelaskan, beliau melihat sendiri, apartemen kami yang sangat mungil -kalau di Indonesia setara dengan rumah tipe 21- hanya mampu memuat satu buah lemari ukuran sedang di setiap kamar, yang harus dibagi untuk kami berempat. Garasi membantu memecahkan masalah. Baju yang sementara tidak dipakai kami masukkan dalam box, lalu disimpan di garasi.
Acara bongkar membongkar menjadi lebih panjang, karena saya manfaatkan sekaligus untuk menyortir baju-baju yang tidak terpakai. Dipakai hampir setiap hari selama enam bulan, membuat sweater baru langsung terlihat tua dan uzur.Dan sudah saatnya di-alokasikan ke tempat lain. Di sini, ada dua yayasan besar yang menampung pakaian-pakaian bekas yang sudah tidak kita pakai namun masih layak pakai. Daripada dibuang begitu saja, seringkali kami kirimkan ke yayasan tersebut, untuk di-daur ulang, dijual lagi di toko mereka, dengan harga sangat minimal.Terkadang juga saya simpan baju-baju tidak terpakai tersebut, untuk dikirim ke Indonesia saat ada kesempatan. Ada si mbak dan suaminya yang menjaga Nenek yang selalu gembira menjadi penampung baju-baju kiriman. Sayangnya, baju musim dingin biasanya tidak bisa kami kirim, nggak sesuailah dengan cuaca Indonesia yang panas. Yang ada, yang dikirimi malah mandi keringat pakai baju musim dingin.
Namun untuk baju anak-anak, kami sudah punya penadah tetap. Ada teman yang punya anak berumur lebih muda dari anak kami yang siap menampung segala limpahan baju anak-anak yang sudah sempit. Daripada beli baju baru, begitu katanya. Selama kondisi masih bagus, tidak jadi masalah. Dan kami pun jadi 'penadah' baju anak dari teman yang lain yang anaknya lebih tua dari anak kami. Win-win solution. Tidak ada yang terbuang percuma.
Hal lain yang membuat saya semangat saat pergantian musim, adalah berburu diskon baju baru. Saat ini, baju dari musim dingin kemarin, sudah didiskon habis-habisan sampai hampir 75%. Kalau pandai memilih baju yang berpotongan biasa, yang tidak terlalu mengikuti trend, maka bisa diperoleh baju untuk winter tahun depan, yang bisa disimpan dulu sampai saatnya tiba.Terutama baju anak-anak, kadang saya serasa 'kalap' melihat stok baju winter yang dibanting super murah tersebut. Anak-anak kan nggak terlalu mengikuti trend seperti dewasa, nggak ada masalah baju tahun ini dipakai tahun depan. Kalau beli 1 ukuran lebih besar, tahun depannya biasanya baju tersebut sudah pas.
Hidup di negeri orang ternyata memaksa saya untuk lebih rajin, hemat, dan kreatif.
(Dimuat di Harian Surya-Surabaya, Rabu 10 Okt 2007)
No comments:
Post a Comment